Rabu, 06 Januari 2016

DHF ( DENGUE HAEMORRAGIC FEVER)

KONSEP DASAR PENYAKIT DHF
2.1  ANATOMI FISIOLOGI
anatomi fisiologi yang berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi.  Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah, dan darah.
1.  Darah
Fungsi Darah Secara Umum Terdiri Dari:
a. Sebagai Alat Pengangkut
·         Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
·         Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
·         Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
·         Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
·         Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau zat-zat anti racun.
·         Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Fungsi khususnya lebih lanjut di terangkan lebih banyak di struktur atau bagian dari masing-masing sel darah dan plasma darah. Adapun proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu: sumsum tulang, hepar dan limpa. Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. Sedangkan Leukosit atau sel darah putih mengandung inti, normal : 5000-9000 sel/mm3. Dan Trombosit Yaitu sel pembeku darah. Keeping darah berwujud cakram proto plasmanya kecil yang dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bervariasi 200.000-300.000/mm3
Adapun Struktur sel yaitu :
a.  membran sel
Membran stuktur elastis yang sangat tipis tebalnya hanya 7,5 – 10 nm. Hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein, lemak yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala bentuk rangsangan yang datang.
b. plasma
Bahan-bahan yang terdapat dalam plasma: anorganik ( garam mineral, air, oksigen, karbohidrat, amoniak), organic ( karbohidrat, lemak, protein, hormone, vitamin dan asam nukleat).
2. Sumsum Tulang
Tulang Vertebrae
Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan terletak di depan dan menyangga. Bagian yang menjorok dari korpus di belakang disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan tulang belakang yang dinamakan prosesus spinosus.


3. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus sinestra, keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus hepaticus comunis menyatu dengan ductus sistikus membentuk ductus coledakus.
4. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan berat normal 100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak

2.2  PENGERTIAN
Penyakit demam berdarah adalah suatu penyakit demam panas yang disertai adanya perdarahan, yang keluar dari tubuh melalui lubang dubur, hidung, atau adanya tanda-tanda perdarahan yang dapat terlihat dibawah kulit, berupa bintik-bintik merah. Penyakit ini dalam dunia kedokteran dikenal dengan nama “dengue” dan ada yang menyebutkan “breakbone fever”. Dengue haemorhagic fever (DHF)  juga disebut penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995). Pendapat lain juga menyatakan bahwa dhf disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti, melalui gigitannya dari manusia ke manusia, sedangkan manusia yang pertama kali terkena, ia memperolehnya dari gigitan nyamuk aedes albopictus, dan aedes sctellaris yang hidup didalam hutan. Nyamuk-nyamuk yang disebut belakangan ini menggigit kera yang mengandung virus tersebut, dan menularkannya ke manusi. Nyamuk yang biasa yang sering berada disekitar kita, culex fatigans tidak dapat menularkan virus tersebut.pada tempat gigitan nyamuk aedes tampak bekas gigitan dengan warnaa kemerahan yang bergaris tengan 1-4 cm. masa tunas atau masa inkubasi yaitu sejak virus masuk tubuh sampai dengan gejala pertama timbul, berkisar antara waktu 3 dan 15 hari. Nyamuk aedes hidup didalam rumah, sekitar rumah tempat ada genangan-genangan air, tempat-tempat yang lembab dan pada pakian yang bergantungan dirumah. Kita dapat membedakan nyamuk aedes dari bentuk badannya yang kecil serta berbintik-bintik putih. Virus penyebab penyakit dengue terdapat didaerah tropis dan subtropics. Dikenal 4 tipe virus dengue yang menyebabkan demam berdarah yaitu tipe 2 , sedang kan tipe 1,3 dan 4 hanya menyebabkan infeksi ringan saja, yaitu penyakit “demam 5 hari”. Setelah nyamuk aedes menghisap darah penderita dengue, maka darah berada didalam  tubuh nyamuk selama 8-14 hari, lalu barulah nyamuk itu infeksius karena dapat menularkan virus penyakit tersebut pada manusi lain. DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson, 2001).
2.3 PENYEBAB
Gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang membawa virus dengue merupakan penyebab demam berdarah yang utama.  Aedes aegypti adalah nyamuk yang aktif pada siang hari dan menyukai genangan air yang bersih untuk tempat berkembang biaknya.  Musim penghujan yang menimbulkan banyak genangan air bening di berbagai tempat sangat disukai oleh nyamuk ini. Proses terjangkitnya penyakit demam berdarah adalah sebagai berikut : virus dengue masuk ke tubuh manusia lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina dan aedes albopictus. “Nyamuk demam berdarah” tersebut membawa virus dengue pasca menghisap darah orang lain yang sudah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Setelah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 – 10  hari, nyamuk yang terinfeksi kemudian mentranfer virus dengue itu ke manusia sehat yang digigitnya.
Pada sisi lain, nyamuk betina juga menyebarkan virus dengue tersebut pada keturunannya melalui telur (transovarial). Selanjutnya, nyamuk-nyamuk kecil yang baru menetas itu kemudian menyebarkan virus dengue pada manusia yang digigitnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTnSK4_ipr2eoa1hgsH06-4rpJLJdczNd7nmIhAtDLCNTn73MS8KvImEZPpIQ1lrouAY1XDPGwaaSEEis9YBCYbdcnQS8wCg3NnWa_Tq5diKeKr-uUDjUiEU-o_LwXqf5b3RMET-zY288/s1600/Patoflow+DHF.png2.4 . PATOFISIOLOGI
a.       virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi c3 dan c5 akan dilepas c3a dan c5a, dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
b.      terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gasrointertinal pada DHF.
c.       yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembulh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathes hemorhagic, renjatan terjasi secara akut.
d.      nilai hematokrit meningkat bersaamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang endotoxin, selanjutnya merangsang zat pyrogen mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI, mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.

2.5 .MANIFESTASI KLINIK
Seperti pad infeksi virus yang lain, maka infeksi virus dengue juga merupakan suatu self limiting infectious  disease yang akan berakhir 2-7 hari. Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spectrum manifestasi klinik yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan, (mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue hemorrhagic fever (dhf) dan dengue shock syndrome (dss).
1.      Panas
panas biasanya langsung tinggi dan terus-menerus, dengan sebab yang tidak  jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya turun sedikit kemudian naik kembali. Panas ini biasanya berlangsung 2-7 hari. Bila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh sendiri (self limiting). Disamping panas, maka penderita juga mengeluh malaise, mual-mual, sakit kepala, anoreksia, dan kadang-kadang batuk.
2.Tanda-tanda perdarahan
Kriteria :
(+) bila jumlah petekie > 20
(+) bila jumlah petekie 10-20
(-) bila jumlah petekie 10.
Perdarahan spontan :
1. petekie/ekimose
2. perdarahan gusi (gum bleeding)
3. epistaxis
4.hematesis/melena.
      -  Pembesaran hepar
-          laboratorium
a. Hematokrit/PVC (packed cell volume) meningkat sama atau lebih dari 20 %. Normal nya adalah 3x  hb.
b. Trombosit menurun, sama atau kurang dari 100.000/mm3
c. Lekopeni, kadang-kadang lekositosis ringan
d. waktu perdarahan memanjang
e. waktu protombin memanjang.
2.6 . PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.       Darah lengkap: Hemokonsentrasi (Hemotokrit meningkat 20% atau     lebih), Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b.      Serologi
c.        Rontgen thorak: effusi pleura
d.      Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan dijumpai :

Pemeriksaan laboratorium pada DHF
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan basofil
 Ig G dengue positif.
SGOT/SGPT mungkin meningkat.
  Trombositopenia.

Ureum dan pH darah mungkin meningkat.

Hemoglobin meningkat > 20%.
Waktu perdarahan memanjang
Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
Asidosis metabolik.

Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia
Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.

2.7. PENATALAKSANAAN MEDIK
a.       Tirah baring atau istirahat baring.
b.      Diet makan lunak.
c.       Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d.      Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
e.       Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f.       Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g.      Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
h.      Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
i.         Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
j.         Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
k.         Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infuse sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak membaikmaka diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20-30 ml/kg BB. Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektronik dipertahankan  12-48 jam setelah renjatan teratasi.  Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitude nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plama biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.Transfuse darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian tranfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan  yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok.
Pada pasien renjatan :
1. antibiotic
2. kortikosteroid
3. antikoagulasi







Tidak ada komentar:

Posting Komentar