KONSEP DASAR PENYAKIT DHF
2.1 ANATOMI FISIOLOGI
anatomi
fisiologi yang berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan
oksigen dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain
itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari
sel-sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa
metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah, dan
darah.
1. Darah
Fungsi
Darah Secara Umum Terdiri Dari:
a.
Sebagai Alat Pengangkut
·
Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru
untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
·
Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan
melalui paru-paru.
·
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk
diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
·
Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
·
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan
bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara
leukosit, antibody atau zat-zat anti racun.
·
Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Fungsi
khususnya lebih lanjut di terangkan lebih banyak di struktur atau bagian dari
masing-masing sel darah dan plasma darah. Adapun proses pembentukan sel darah
(hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu: sumsum tulang, hepar dan limpa.
Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh
dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. Sedangkan Leukosit atau
sel darah putih mengandung inti, normal : 5000-9000 sel/mm3. Dan Trombosit Yaitu
sel pembeku darah. Keeping darah berwujud cakram proto plasmanya kecil yang
dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bervariasi
200.000-300.000/mm3
Adapun
Struktur sel yaitu :
a. membran sel
Membran
stuktur elastis yang sangat tipis tebalnya hanya 7,5 – 10 nm. Hampir seluruhnya
terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein, lemak yang merupakan
lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas untuk
mengatur hidup sel dan menerima segala bentuk rangsangan yang datang.
b. plasma
Bahan-bahan
yang terdapat dalam plasma: anorganik ( garam mineral, air, oksigen,
karbohidrat, amoniak), organic ( karbohidrat, lemak, protein, hormone, vitamin
dan asam nukleat).
2. Sumsum Tulang
Tulang
Vertebrae
Vertebrae
merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur bentuknya dan saling
berhubungan, sehingga tulang belakang mampu melaksanakan fungsinya sebagai
pendukung dan penopang tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap
vertebrae mempunyai korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan
terletak di depan dan menyangga. Bagian yang menjorok dari korpus di belakang
disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang dilewati medulla spinalis, yang
membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat bagian
yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan
tulang belakang yang dinamakan prosesus spinosus.
3.
Hepar
Hepar
merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia. Organ
ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah diafragma, kelenjar ini
terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus sinestra, keduanya
bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus hepaticus comunis menyatu
dengan ductus sistikus membentuk ductus coledakus.
4.
Limpa
Limpa
terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan berwarna
kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan berat normal 100 – 150 gram.
Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan memfagosit material tertentu
dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang
rusak
2.2 PENGERTIAN
Penyakit demam berdarah adalah suatu penyakit
demam panas yang disertai adanya perdarahan, yang keluar dari tubuh melalui
lubang dubur, hidung, atau adanya tanda-tanda perdarahan yang dapat terlihat
dibawah kulit, berupa bintik-bintik merah. Penyakit ini dalam dunia kedokteran
dikenal dengan nama “dengue” dan ada yang menyebutkan “breakbone fever”. Dengue
haemorhagic fever (DHF) juga disebut
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (Christantie Efendy,1995). Pendapat lain juga menyatakan bahwa dhf
disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti, melalui
gigitannya dari manusia ke manusia, sedangkan manusia yang pertama kali
terkena, ia memperolehnya dari gigitan nyamuk aedes albopictus, dan aedes
sctellaris yang hidup didalam hutan. Nyamuk-nyamuk yang disebut belakangan ini
menggigit kera yang mengandung virus tersebut, dan menularkannya ke manusi.
Nyamuk yang biasa yang sering berada disekitar kita, culex fatigans tidak dapat
menularkan virus tersebut.pada tempat gigitan nyamuk aedes tampak bekas gigitan
dengan warnaa kemerahan yang bergaris tengan 1-4 cm. masa tunas atau masa
inkubasi yaitu sejak virus masuk tubuh sampai dengan gejala pertama timbul,
berkisar antara waktu 3 dan 15 hari. Nyamuk aedes hidup didalam rumah, sekitar
rumah tempat ada genangan-genangan air, tempat-tempat yang lembab dan pada
pakian yang bergantungan dirumah. Kita dapat membedakan nyamuk aedes dari
bentuk badannya yang kecil serta berbintik-bintik putih. Virus penyebab
penyakit dengue terdapat didaerah tropis dan subtropics. Dikenal 4 tipe virus
dengue yang menyebabkan demam berdarah yaitu tipe 2 , sedang kan tipe 1,3 dan 4
hanya menyebabkan infeksi ringan saja, yaitu penyakit “demam 5 hari”. Setelah
nyamuk aedes menghisap darah penderita dengue, maka darah berada didalam tubuh nyamuk selama 8-14 hari, lalu barulah
nyamuk itu infeksius karena dapat menularkan virus penyakit tersebut pada
manusi lain. DHF adalah demam khusus
yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan
terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick
manson, 2001).
2.3
PENYEBAB
Gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang
membawa virus dengue merupakan penyebab
demam berdarah yang utama. Aedes aegypti adalah
nyamuk yang aktif pada siang hari dan menyukai genangan air yang bersih untuk
tempat berkembang biaknya. Musim penghujan yang menimbulkan banyak
genangan air bening di berbagai tempat sangat disukai oleh nyamuk ini. Proses
terjangkitnya penyakit demam berdarah adalah sebagai berikut : virus dengue
masuk ke tubuh manusia lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina dan aedes
albopictus. “Nyamuk demam berdarah” tersebut membawa virus dengue pasca
menghisap darah orang lain yang sudah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
Setelah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 – 10 hari, nyamuk
yang terinfeksi kemudian mentranfer virus dengue itu ke manusia sehat yang
digigitnya.
Pada sisi lain, nyamuk betina juga menyebarkan virus dengue tersebut pada
keturunannya melalui telur (transovarial). Selanjutnya, nyamuk-nyamuk
kecil yang baru menetas itu kemudian menyebarkan virus dengue pada manusia yang
digigitnya.
2.4 . PATOFISIOLOGI
a.
virus
akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi
akan mengaktivasi c3 dan c5 akan dilepas c3a dan c5a, dua peptide yang berdaya
untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma
melalui endotel dinding itu.
b.
terjadinya
trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi
(protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, terutama perdarahan saluran gasrointertinal pada DHF.
c.
yang
menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembulh
darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathes hemorhagic, renjatan terjasi secara akut.
d.
nilai
hematokrit meningkat bersaamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. Dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila
tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama
kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk
kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue
yang akan merangsang endotoxin, selanjutnya merangsang zat pyrogen mengakibatkan
interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi
menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan
meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan
HCI, mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang
tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari
kebutuhan tubuh.
2.5
.MANIFESTASI KLINIK
Seperti pad infeksi virus yang lain, maka
infeksi virus dengue juga merupakan suatu self limiting infectious disease yang akan berakhir 2-7 hari. Infeksi
virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spectrum manifestasi klinik yang
bervariasi antara penyakit yang paling ringan, (mild undifferentiated febrile
illness), dengue fever, dengue hemorrhagic fever (dhf) dan dengue shock
syndrome (dss).
1. Panas
panas biasanya langsung tinggi dan
terus-menerus, dengan sebab yang tidak
jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin
hanya turun sedikit kemudian naik kembali. Panas ini biasanya berlangsung 2-7
hari. Bila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh
sendiri (self limiting). Disamping panas, maka penderita juga mengeluh malaise,
mual-mual, sakit kepala, anoreksia, dan kadang-kadang batuk.
2.Tanda-tanda
perdarahan
Kriteria
:
(+)
bila jumlah petekie > 20
(+)
bila jumlah petekie 10-20
(-)
bila jumlah petekie 10.
Perdarahan spontan :
1. petekie/ekimose
2. perdarahan gusi (gum bleeding)
3. epistaxis
4.hematesis/melena.
-
Pembesaran hepar
-
laboratorium
a. Hematokrit/PVC (packed cell volume)
meningkat sama atau lebih dari 20 %. Normal nya adalah 3x hb.
b. Trombosit menurun, sama atau kurang dari
100.000/mm3
c. Lekopeni, kadang-kadang lekositosis ringan
d. waktu perdarahan memanjang
e. waktu protombin memanjang.
2.6 . PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
a. Darah
lengkap: Hemokonsentrasi (Hemotokrit meningkat 20% atau
lebih), Trombositopenia (100.000/mm3
atau kurang)
b. Serologi
c. Rontgen thorak: effusi pleura
d. Pemeriksaan
laboratorium pada DHF akan dijumpai :
Pemeriksaan laboratorium pada DHF
|
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia,
netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan basofil
|
Ig G
dengue positif.
|
SGOT/SGPT mungkin meningkat.
|
Trombositopenia.
|
Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
|
Hemoglobin meningkat > 20%.
|
Waktu perdarahan memanjang
|
Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
|
Asidosis metabolik.
|
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia
|
Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
|
2.7.
PENATALAKSANAAN MEDIK
a. Tirah
baring atau istirahat baring.
b. Diet
makan lunak.
c. Minum
banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting
bagi penderita DHF.
d. Pemberian
cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang
paling sering digunakan.
e. Monitor
tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f. Periksa
Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g. Pemberian
obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
h. Monitor
tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
i.
Pemberian antibiotik bila terdapat
kekuatiran infeksi sekunder.
j.
Monitor tanda-tanda dan renjatan
meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk.
k.
Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di
perawatan intensif dan segera dipasang infuse sebagai pengganti cairan yang hilang
dan bila tidak tampak membaikmaka diberikan plasma atau plasma ekspander atau
dekstran sebanyak 20-30 ml/kg BB. Pemberian cairan intravena baik plasma maupun
elektronik dipertahankan 12-48 jam
setelah renjatan teratasi. Apabila
renjatan telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitude nadi cukup besar,
tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plama biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg
BB/jam.Transfuse darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal
yang hebat. Indikasi pemberian tranfusi pada penderita DHF yaitu jika ada
perdarahan yang jelas secara klinis dan
abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok.
Pada pasien renjatan :
1. antibiotic
2. kortikosteroid
3. antikoagulasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar